Refleksi Kemerdekaan pada Upacara 17 Agustus 2025 di Pesantren Hidayatullah Depok
Suasana Khidmat Peringatan Kemerdekaan ke-80
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Pesantren Hidayatullah Depok menggelar Upacara Kemerdekaan pada Ahad, 17 Agustus 2025. Bertempat di Alun-Alun Baru Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, acara ini diikuti oleh para ustadz senior, dosen, guru, pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, pengurus dan amil BMH, murid SD Integral, serta santri SMP–MA Hidayatullah Depok.
Rangkaian Acara Penuh Antusias
Upacara berlangsung penuh khidmat dan antusias. Pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama-sama menjadi momen yang menggetarkan hati. Penampilan tim paduan suara SD Integral Hidayatullah Depok semakin menyemarakkan suasana. Tak hanya di lapangan, kegiatan ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Hidayatullah Depok sehingga dapat dinikmati masyarakat luas.
Amanat Pembina Upacara: Merdeka adalah Panggilan Perjuangan
Dalam amanatnya, Ust. Lalu Mabrul, M.Pd.I. menyampaikan pesan mendalam mengenai makna kemerdekaan.
“Kemerdekaan bukan hanya tentang tanggal 17 Agustus, melainkan semangat perjuangan dan pengorbanan yang harus terus hidup dalam sanubari kita. Merdeka bukan sekadar status, tetapi panggilan untuk berkarya, membangun bangsa, serta menebarkan rahmat bagi alam semesta,” tegas beliau.
"Kemerdekaan adalah angugarah Allah Swt. yang harus kita jaga dan kita isi dengan kebaikan meningkatkan kapasitas diri kita unrtuk menebarkan rahmat dan keberkahan untuk alam semesta" ungkapnya
80 tahun indonesia telah mendapatkan kemerdekaan dari penjajah, bagaimana kemerdekaan ini dapat memberikan kontribusi, hari-hari kita dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat" imbuhnya
Kemerdekaan dalam Perspektif Hidayatullah
Lebih jauh beliau mengungkapkan makna kemerdekaan dalam perspektif lembaga Hidayatullah:
Beliau menambahkan bahwa kemerdekaan adalah anugerah yang diberikan Allah SWT yang harus diisi dengan kebaikan dan peningkatan kapasitas diri. Dalam perspektif Hidayatullah, kemerdekaan berarti membangun peradaban Islam dengan lima pilar utama:
"Dalam mewujudkan peradaban setiknya ada 5 hal yang harus kita upayakan, yang pertama adalah shohihun fil aqidah (akidah yang benar) kita harus memiliki akidah yang lurus, yang mana kita membutuhkan ilmu, belajar, iqra (membaca), yang kedua adalah muakholiqun bil Qur'an (Berakhlaq denga Al-Quran) kita bisa mencontoh Rasulullah Saw. sebagai contoh dengan berakhlaq qur'ani, yang ketiga adalah mujiddun fil ibadah (Bersungguh-sungguh dalam beribadah) kita meningkatkan kedekatan kita kepada Allah Swt. dengan menguatkan Gerakah Nawafil Hidayatullah, yang ke empat adalah daain illallah (Mengajak kebaikan kepada Allah) megajak orang untuk melakukan kebaikan kepada Allah, kelima adalah multazimun bil jama'ah bersama sama dalam kebaikan dalam sebuah komunitas, kepemimpinan dan kebersamaan". jelasnya
Nasionalisme NKRI dan Ucapan Syukur Panitia
Ketua pelaksana, Ust. Sufyan, turut menyampaikan rasa syukurnya atas suksesnya acara.
“Alhamdulillah, upacara 17 Agustus tahun ini berjalan lancar, khidmat, dan penuh semangat. Ini adalah bentuk rasa syukur kita menyambut usia 80 tahun Indonesia merdeka, upacara ini merupakan salah satu wujud cinta dan nasionalisme kami untuk indonesia tercinta. Terima kasih kepada seluruh panitia dan semua pihak yang telah berkontribusi, khususnya tim media BMH TV,” ucapnya.
Mendidik Generasi Qur’ani, Unggul Bahasa dan Sains
Sebagai sekolah unggul dalam bidang Al-Qur’an, bahasa, dan sains, Pesantren Hidayatullah Depok memandang peringatan kemerdekaan bukan sekadar seremoni tahunan. Lebih dari itu, momentum ini menjadi sarana untuk menanamkan nilai perjuangan, disiplin, dan tanggung jawab kepada para santri agar tumbuh menjadi generasi Qur’ani yang berkarakter, cerdas, dan siap mengabdi untuk bangsa dan agama.


