Anisah Farah, Morning Activity: Membentuk Karakter dan Kebiasaan Emas Sejak Dini

Memilih sekolah untuk buah hati di era sekarang bukanlah perkara mudah. Banyak orang tua rela berkorban tenaga, pikiran, bahkan materi, demi memastikan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan terbaik. Sebab, sekolah bukan sekadar tempat mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga wadah yang menanamkan nilai, moral, adab, dan akhlak mulia di usia dini mereka.

Dalam dunia pendidikan, peran sekolah sangatlah menentukan. Dari sinilah akan lahir generasi masa depan—apakah mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab, berkarakter, berprinsip, serta bermanfaat bagi sesama.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang konsisten mengusung Kurikulum Integral Berbasis Tauhid, Hidayatullah telah menorehkan banyak prestasi. Dengan lebih dari 313 Sekolah Integral dan 600 pesantren yang tersebar dari Aceh hingga Papua, Hidayatullah turut mewarnai wajah pendidikan nasional dengan gagasan dan semangat yang menuai banyak apresiasi.

Salah satu wujud nyata dari komitmen itu hadir di Pendidikan Integral Hidayatullah Depok, melalui program unggulannya: Morning Activity (Khususnya Program Full Day School - TK & SD).

Lebih dari Sekadar Rutinitas

Morning Activity bukan sekadar kegiatan sebelum jam pelajaran dimulai. Ia adalah sarana membangun kebiasaan (habit) baik sekaligus membentuk karakter peserta didik secara berkelanjutan.

Kegiatan ini meliputi baris-berbaris, shalat Dhuha, serta membaca wirid Tawwajuhat. Dalam baris-berbaris, anak-anak tidak hanya dilatih kedisiplinan, tetapi juga membacakan ikrar lima karakter Pendidikan Integral Hidayatullah Depok, mengulang hafalan hadits pendek, serta arti ayat per-kata (lafdziyyah) yang sebelumnya dipelajari dalam mata pelajaran PAI.

Tujuannya jelas: bukan sekadar hafal di luar kepala, tetapi juga meresap dalam hati sehingga nilai-nilai Islam benar-benar menjadi bagian dari diri mereka.

Membiasakan Ibadah Sejak Dini

Shalat Dhuha menjadi salah satu kegiatan inti dalam Morning Activity. Untuk siswa kelas 1–3, shalat dilakukan dengan suara keras agar mereka lebih mudah mempelajari bacaan dan tata cara yang benar. Ustadz dan ustadzah pun mendampingi dengan teliti, memperbaiki gerakan dan bacaan yang masih kurang tepat.

Kebiasaan ini berlanjut di waktu shalat Dzuhur (Senin–Jumat) dan Ashar (Senin–Kamis). Harapannya, saat naik ke kelas 4–6, mereka telah terbiasa melaksanakan shalat sesuai tuntunan fiqih dengan baik dan benar.

Setelah shalat, anak-anak membaca wirid Tawwajuhat bersama-sama. Dzikir ini diajarkan bertahap sejak kelas 1, sehingga ketika mencapai kelas 4, mereka telah menghafalnya secara utuh.

Menjadi Bagian dari Jati Diri

Kebiasaan yang dilakukan berulang ini diharapkan tidak hanya berhenti di sekolah, tetapi juga terbawa hingga ke rumah. Berdasarkan laporan dari orang tua, banyak siswa yang tetap melaksanakan shalat Dhuha dan membaca Tawwajuhat meskipun sedang libur sekolah. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa kebiasaan baik telah tertanam kuat dalam diri mereka.

“Morning Activity bukan hanya rutinitas, melainkan kunci pembentukan karakter anak. Kegiatan ini melatih kedisiplinan, kecintaan pada ibadah, dan penguatan nilai Islami sejak dini. Harapannya, anak-anak tumbuh menjadi generasi yang berilmu, beradab, dan istiqamah dalam kebaikan,” ujar Ustzah Fatimah, Guru SD Integral Hidayatullah Depok, yang menjadi salah satu pendamping kegiatan ini.

Doa dan Harapan

Dengan pendampingan ustadz/ustadzah dan dukungan penuh dari orang tua, SD Integral Hidayatullah Depok berkomitmen untuk terus menjaga dan mengembangkan program ini. Semoga setiap langkah kecil dalam kegiatan Morning Activity menjadi bagian dari amal jariyah, serta menjadikan anak-anak tumbuh sebagai generasi Qur’ani yang siap menghadapi tantangan zaman.

Wallahu’alam bishshawab. Allahumma aamiin.

Anisah Farah - Guru SD Integral Hidayatullah Depok